poltekkesbogor.com – Menghadapi remaja yang menunjukkan gejala psikotik bukan hal yang mudah. Kadang mereka terlihat seperti anak biasa, lalu tiba-tiba menarik diri, bicara sendiri, atau mulai curiga dengan orang di sekitarnya. Sebagai orang tua atau orang dewasa terdekat, pasti muncul rasa bingung, takut salah langkah, bahkan khawatir berlebihan.
Padahal, justru di masa ini mereka butuh dukungan yang kuat, sabar, dan tenang. Bukan panik atau langsung marah. Kita harus jadi tempat aman mereka, sekaligus jadi penuntun pelan-pelan agar bisa pulih. Nah, berikut ini ada 7 cara santai tapi efektif yang bisa kamu lakukan untuk bantu remaja melewati masa sulitnya.
1. Dengarkan Tanpa Menghakimi
Hal paling penting yang bisa dilakukan pertama kali adalah mendengarkan. Kadang mereka bicara hal yang aneh, nggak masuk akal, atau membingungkan. Tapi coba untuk tidak langsung menyela atau mengoreksi.
Dengarkan dulu sampai tuntas. Dengan begitu, mereka merasa dihargai dan dipercaya. Itu adalah pondasi penting sebelum masuk ke tahap bantuan lebih lanjut.
2. Validasi Perasaan Mereka
Remaja dengan gejala psikotik sering merasa tidak dimengerti. Kamu bisa bilang, “Aku tahu ini pasti membingungkan buat kamu,” atau “Kamu nggak sendiri, aku ada di sini.”
Kalimat seperti ini bikin mereka merasa aman dan nggak sendirian. Jangan buru-buru bilang “Itu cuma halusinasi” karena justru bisa bikin mereka makin menarik diri.
3. Ajak Bicara Secara Perlahan dan Tenang
Suara yang keras atau terburu-buru bisa membuat remaja merasa tertekan. Pakai nada bicara yang lembut dan jangan terlalu cepat.
Berikan waktu bagi mereka untuk merespon. Kalau mereka diam atau terlihat bingung, nggak apa-apa. Kadang mereka butuh waktu untuk menyusun kata atau menenangkan pikirannya.
4. Bangun Rutinitas yang Menenangkan
Rutinitas membantu menciptakan rasa aman. Kamu bisa ajak mereka punya jadwal tidur yang teratur, makan cukup, dan ada waktu santai seperti menggambar atau mendengarkan musik.
Rutinitas juga bikin mereka punya arah setiap harinya, nggak larut dalam pikiran yang membingungkan.
5. Hindari Lingkungan yang Terlalu Ramai atau Kacau
Suasana yang ramai, penuh kebisingan, atau banyak tekanan bisa memicu kecemasan dan memperburuk gejala psikotik. Sebisa mungkin, jaga agar lingkungan sekitar mereka tenang, rapi, dan terstruktur.
Kalau mereka merasa nyaman di kamar, biarkan mereka punya ruang itu, tapi tetap pantau agar nggak merasa terlalu sendiri.
6. Libatkan Profesional Kesehatan Mental
Walau kamu sudah mendampingi sebaik mungkin, tetap perlu bantuan dari profesional seperti psikiater atau psikolog. Mereka bisa memberikan diagnosis yang tepat dan menentukan langkah terapi yang dibutuhkan.
Ajak remaja ke konseling secara perlahan, jangan dipaksa. Bisa mulai dengan cerita bahwa kamu juga pernah ngobrol dengan psikolog dan merasa lebih baik.
7. Edukasi Diri dan Keluarga tentang Psikotik
Jangan hanya remaja yang belajar soal kondisinya, kamu juga penting banget untuk belajar. Baca artikel, ikut webinar, atau tanya langsung ke tenaga kesehatan.
Semakin paham kamu soal psikotik, semakin tepat juga cara kamu bersikap. Ini juga bantu keluarga lain agar tidak takut atau malah ikut menghakimi.
Penutup
Menghadapi remaja dengan gejala psikotik memang menantang, tapi bukan berarti nggak mungkin dilalui dengan baik. Kuncinya adalah jadi pendengar yang hangat, pendamping yang sabar, dan pelindung yang tenang. Di poltekkesbogor.com, kami percaya bahwa dukungan keluarga bisa jadi kekuatan besar untuk proses pemulihan.
Ingat, bukan seberapa cepat mereka pulih, tapi seberapa konsisten kita hadir di samping mereka. Jadi pelan-pelan aja, satu langkah kecil tiap hari udah cukup kok buat membawa perubahan.